Desa Bendungan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Simo. Desa Bendungan memiliki wilayah yang tergolong datar dengan kemiringan 2-5% dan ketinggian 300 meter diatas permukaan air laut. Desa Bendungan terbagi menjadi tiga wilayah dusun dan dua belas dukuh.
Desa Bendungan memiliki jenis tanah yang baik untuk pertanian sehingga tidak heran mayoritas penduduk desa Bendungan adalah petani yang mendapat aliran air sepanjang tahun dan ketersediaan rumput yang melimpah walaupun jenis tanah yang ada merupakan tanah alluvial yang megakibatkan jalan di desa Bendungan cepat rusak.
Pada zaman penjajahan Belanda bernama Desa Ndawuhan karen menjadi pusat pemerintahan desa. Pada zaman tersebut rakyat yang dipanggil ke desa biasanya mendapatkan perintah atau ndawuh. Setelah sungai Cemoro dibangun bendungan oleh Belanda yang menghubungkan Dukuh Ndawuhan ke pasar Karangjati Desa Kedunglengkong. Dukuh atau desa Ndawuhan dikenal dengan Desa atau Dukuh Bendungan.
Sekitar tahun 1880 yang menjadi lurah pertama adalag Brahim, wilayah desa menjadi bagian dari Keraton Kasunanan Surakarta. Bapak Brahim setelah meninggal dunia digantikan oleh Imam Dimejo dan hanya ditemani oleh dua kepala keluarga. Seiring berjalannya waktu, Dukuh Bendungan menjadi pusat pemerintahan Kawedanan Temon karena seluruh pejabat terkait bertempat di dukuh Bendungan.